Manusia dan Sifatnya
Puisi dari Awan merah
Manusia dan Sifatnya
Di dalam sunyi namamu selalu paling keras berbunyi.
Tuhan, dalam setiap kalimat di tulisan ini mewakili doa yang kami panjatkan.
Maaf tuhan baru kali ini tangan kami menadah keatas dengan sebuah permohonan yang serius kami Amini.
Ya tuhan meski banyak hambamu berdoa tanpa tata krama engkau maha mengetahui dan memahami maha mengasihi meski hanya dalam ketikan.
Di atas sana engkau tertawa wahai hamba apa harus sesak dulu baru kau berwudhu.
Hei hamba setelah kepala mu melilit karena getirnya persoalan dunia kau baru mengingatku.
Masa harus remuk dulu hatimu, harus berceceran dulu harapanmu, baru kau taru kepalamu di bumiku.
Pada akhirnya tuhan dengan penuh kasih sayang merangkul tangisnya,mengabulkan setiap doa dan harapan ya, dan besok nya si manusia berdosa lagi lupa dengan kata malu.
Komentar
Posting Komentar